Warisan panjang kerajinan kulit
Kerajinan kulit di Yogyakarta memiliki akar sejarah panjang, terutama di kawasan Manding, Bantul. Desa ini dikenal sebagai sentra produksi kulit sejak 1940-an. Banyak perajin yang awalnya belajar dari militer Belanda, lalu mengembangkan keterampilan hingga turun-temurun.
Produk berbahan kulit tak hanya sekadar barang fungsional, tetapi juga simbol prestise. Hingga kini, Manding tetap menjadi rujukan utama bagi wisatawan dan kolektor.
Produk yang terus berkembang
Dulu kerajinan kulit identik dengan sepatu dan sabuk. Kini variasinya jauh lebih luas. Perajin menawarkan:
- Tas wanita dan pria dengan desain modern
- Dompet berbagai ukuran
- Aksesori kecil seperti gelang, gantungan kunci, dan topi
- Jaket kulit dengan sentuhan klasik maupun kasual
Inovasi ini membuat kerajinan kulit Jogja tetap relevan bagi generasi muda.
Daya tarik Manding sebagai desa wisata
Sobat jalan-jalan yang berkunjung ke Manding tidak hanya sekadar berbelanja. Suasana desa menawarkan pengalaman belajar langsung. Beberapa perajin membuka workshop singkat untuk melihat proses penyamakan, pemotongan, hingga finishing kulit.
Kegiatan ini menjadi daya tarik tambahan, terutama bagi wisata edukasi dan keluarga.
Pasar lokal hingga internasional
Produk kulit Manding dan Jogja pada umumnya tidak hanya laku di pasar domestik. Beberapa perajin sudah mengekspor ke Eropa dan Asia. Kualitas kulit sapi, kambing, dan domba yang digunakan mampu bersaing dengan produk luar negeri.
Namun, tantangan tetap ada. Persaingan dengan produk pabrikan membuat perajin dituntut menjaga kualitas sekaligus inovasi desain.
Tips memilih produk kulit Jogja
Bagi sobat jalan-jalan yang ingin membeli, perhatikan beberapa hal:
- Cek kerapian jahitan sebagai tanda kualitas.
- Kulit asli biasanya memiliki tekstur dan aroma khas.
- Hindari produk dengan finishing berlebihan yang menutupi serat alami.
- Rawat dengan pembersih khusus agar tahan lama.
Dengan sedikit perhatian, produk kulit dari Jogja bisa awet hingga bertahun-tahun.
Menjaga keberlanjutan tradisi
Kerajinan kulit Jogja adalah bukti bagaimana tradisi bisa beradaptasi dengan zaman. Generasi muda perajin mulai memadukan teknik manual dengan sentuhan digital marketing.
Hal ini membuka harapan bahwa warisan Manding tidak hanya bertahan, tetapi juga tumbuh sebagai ikon budaya sekaligus penopang ekonomi lokal.