Salah satu desa tujuan wisata di Yogyakarta yang wajib dikunjungi adalah Desa Wisata Kali Gajah Wong, yang terletak di Kelurahan Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, berdasarkan pengetahuan saya dan sumber-sumber terpercaya:
Sekilas tentang Desa Wisata Kali Gajah Wong
Desa Wisata Kali Gajah Wong adalah destinasi wisata berbasis komunitas yang mengalami transformasi luar biasa dari kawasan kumuh menjadi objek wisata berkelanjutan. Terletak di Kampung Ponggalan, Karang Miri, Mrican, dan Sanggrahan-Pemukti, Kelurahan Giwangan, desa ini berada di dekat perbatasan Kecamatan Kotagede. Nama “Gajah Wong” berasal dari cerita rakyat abad ke-17 tentang seekor gajah kerajaan bernama Kyai Dwipangga dan abdi dalem Ki Kerti Pejok yang hanyut di sungai ini akibat banjir bandang, dinamakan oleh Sultan Agung sebagai penghormatan. Desa ini masuk dalam 500 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023 dan menjadi contoh sukses pengelolaan lingkungan melalui kolaborasi masyarakat dan pemerintah
Keunikan dan Daya Tarik
Desa Wisata Kali Gajah Wong menawarkan berbagai atraksi yang menggabungkan wisata alam, budaya, kuliner, dan edukasi lingkungan:
- Bendhung Lepen: Saluran irigasi sepanjang 2-3 km di Kampung Mrican yang awalnya kumuh dan penuh limbah, kini menjadi kolam ikan jernih dengan ikan nila, tombro, koi, lele, dan patin. Wisatawan dapat memberi makan ikan (pakan Rp 2.000) sambil menikmati suasana asri. Setiap empat bulan, panen ikan menghasilkan sekitar 3,5 ton dengan nilai Rp 75 juta, yang dikelola untuk kesejahteraan masyarakat.
- Dermaga Cinta: Ikon wisata romantis di tepi Kali Gajah Wong, menawarkan wahana kapal air untuk menyusuri sungai, dikelilingi pemandangan hijau dan pepohonan rindang. Cocok untuk pasangan, keluarga, atau anak-anak yang ingin bermain sambil menikmati udara segar. Warung-warung kecil di sekitar dermaga menyediakan kuliner tradisional seperti nasi kucing, es dawet, dan sate
- Kampung Kelengkeng: Kawasan unik di Kampung Sanggrahan dengan sekitar 200-300 pohon kelengkeng yang mulai ditanam sejak 2012 bersama TNI Koramil Umbulharjo. Awalnya kampung ini dikenal sebagai lokasi prostitusi, namun kini menjadi destinasi agrowisata yang menarik. Wisatawan dapat menikmati buah kelengkeng langsung di tempat.
- UMKM dan Kerajinan: Terdapat sentra UMKM seperti abon nabati dan kerajinan aluminium di Kampung Mrican. Wisatawan bisa belajar proses pembuatan produk ini, mendukung ekonomi lokal.
- Seni dan Budaya: Desa ini menawarkan pertunjukan seni seperti Tari Gedrug dan kesenian tradisional lainnya untuk melestarikan budaya lokal.
- Taman Legawong (Rencana Masa Depan): Rencana integrasi dengan kawasan kerajinan perak di Pandeyan, Kotagede, untuk menciptakan objek wisata baru bernama Taman Legawong. Fasilitas seperti flying fox, pusat kuliner tradisional, dan situs sejarah Cinde Amoh akan dikembangkan.
Sejarah Transformasi
Dulu, sepanjang Kali Gajah Wong di Kampung Ponggalan-Karang Miri dan Mrican adalah kawasan kumuh, tempat pembuangan sampah medis, peternakan babi, dan bahkan lokalisasi prostitusi di Kampung Sanggrahan. Melalui program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) pada 2017-2019, masyarakat bersama pemerintah menerapkan konsep 3MK (Mundur, Munggah, Madhep Kali)—memundurkan rumah 4 meter dari sungai, menaikkan struktur rumah, dan menghadapkannya ke sungai—untuk menata permukiman. Program Gandeng-Gendong 5K (Pemerintah Kota, Kampus, Kampung, Komunitas, Korporasi) juga mendorong gotong royong, mengurangi kemiskinan hingga 50% melalui wisata dan UMKM. Kini, sungai yang bersih menjadi “halaman depan” rumah warga, dengan TPST Karang Miri untuk pengelolaan sampah.
Aktivitas Wisata
- Wisata Air: Naik kapal di Dermaga Cinta untuk menyusuri Kali Gajah Wong.
- Edukasi Lingkungan: Belajar menjaga ekosistem sungai dan budidaya ikan di Bendhung Lepen, cocok untuk anak-anak.
- Kuliner Lokal: Menikmati makanan tradisional di warung-warung sekitar Bendhung Lepen dan Dermaga Cinta.
- Agrowisata: Menyantap kelengkeng segar di Kampung Kelengkeng.
- Belajar Kerajinan: Mengikuti workshop pembuatan abon nabati atau kerajinan aluminium.
- Seni Budaya: Menyaksikan Tari Gedrug atau atraksi lokal lainnya.
- Penginapan: Bdjoe Homestay menyediakan fasilitas lengkap seperti 3 kamar tidur, 2 toilet, AC, dapur, dan ruang keluarga.
Kontribusi Ekonomi dan Sosial
Pengelolaan wisata oleh masyarakat setempat telah membuka lapangan kerja baru, seperti pengelola parkir, koordinator wisata, dan penjual kuliner. Peran masyarakat meliputi pemrakarsa ide, pelaksana operasional (gotong royong membersihkan sungai), penyerta (menjaga kebersihan), dan penerima manfaat (peningkatan ekonomi). Rata-rata 300 pengunjung per hari, meningkat dua kali lipat saat akhir pekan, menunjukkan popularitas desa ini.
Akses dan Tips Berkunjung
- Lokasi: Jl. Pemukti UH 7/700, Giwangan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta (dekat Kecamatan Kotagede). Sekitar 15-20 menit dari pusat kota.
- Akses: Dapat dicapai dengan kendaraan pribadi atau transportasi online. Parkir tersedia di sekitar Dermaga Cinta.
- Tips:
- Kunjungi pada pagi atau sore untuk suasana sejuk.
- Bawa uang tunai untuk membeli pakan ikan atau kuliner lokal.
- Hormati lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
- Cek jadwal pertunjukan seni untuk pengalaman budaya yang lebih kaya.
Catatan Tambahan
Desa Wisata Kali Gajah Wong terus berkembang dengan dukungan Dinas Pariwisata DIY dan akademisi, seperti pendampingan Universitas Sanata Dharma untuk produk hijau (kompos organik dan pakan maggot). Pada Oktober 2024, desa ini dikunjungi tim klasifikasi kampung wisata, menegaskan statusnya sebagai wisata rintisan yang potensial. Keberhasilannya menjadi inspirasi bagi daerah lain, seperti kunjungan dari Bank Indonesia NTB.
Desa Wisata Kali Gajah Wong adalah bukti nyata bagaimana kepedulian masyarakat dan kolaborasi dengan pemerintah dapat mengubah kawasan kumuh menjadi destinasi wisata yang bersih, edukatif, dan ekonomis. Cocok untuk liburan keluarga, pasangan, atau mereka yang ingin belajar tentang keberlanjutan lingkungan. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi situs resmi Dinas Pariwisata DIY di visitingjogja.jogjaprov.go.id. Selamat menjelajahi!