Candi Kalasan adalah candi Buddha tertua di Jogja yang masih berdiri kokoh sejak abad ke-8, bahkan lebih tua dari Borobudur yang terkenal itu. Dibangun sekitar tahun 778 Masehi, candi ini jadi saksi bisu perkembangan agama Buddha di tanah Jawa dengan arsitektur khas dan relief Dewi Tara yang memukau. Bayangin aja sobat jalan-jalan, udah lebih dari 1200 tahun tapi masih bisa kita kunjungi dan kagumi keindahannya!

Sejarah dan Asal Usul Candi Kalasan

Candi Kalasan dibangun berdasarkan prasasti Kalasan yang ditemukan di dekat situs ini, yang menceritakan tentang pembangunan candi untuk Dewi Tara. Prasasti yang ditulis dalam bahasa Sanskerta dan huruf Pallawa ini jadi bukti konkret tentang usia candi yang sangat tua.

Raja Panangkaran dari Dinasti Sailendra yang memerintahkan pembangunan candi ini sebagai persembahan untuk Dewi Tara, dewi kebaikan dan kebijaksanaan dalam agama Buddha. Candi ini juga dikenal dengan nama "Candi Tara" sesuai dengan dewi yang dipuja di dalamnya.

Nama "Kalasan" sendiri berasal dari desa tempat candi ini berada, tapi ada juga yang bilang dari kata "kalasa" yang berarti tempayan atau kendi suci. Trust me sobat jalan-jalan, setiap detail dari sejarah candi ini punya makna yang dalam dan bikin kita makin kagum sama peradaban masa lalu.

Baca juga artikel tentang deretan wisata candi di Yogyakarta dan sekitarnya

Setelah tau latar belakang sejarahnya yang keren, sekarang mari kita eksplor keunikan arsitektur yang bikin Kalasan istimewa.

Arsitektur dan Struktur Candi Kalasan

Bentuk candi yang persegi dengan tinggi sekitar 34 meter ini punya desain yang unik dengan basis yang lebar dan atap yang meruncing. Struktur ini nunjukin pengaruh arsitektur Gupta dari India yang udah diadaptasi dengan ciri khas Jawa.

Dinding candi dibangun dari batu andesit dengan teknik penyusunan yang rapi banget, tanpa menggunakan perekat tapi tetep kokoh sampai sekarang. Ketebalan dinding mencapai 1,5 meter yang bikin struktur candi jadi sangat stabil dan tahan gempa.

Ruang dalam candi berukuran 7x7 meter dengan langit-langit yang tinggi, menciptakan suasana khusyuk buat beribadah. Dulu di tengah ruangan ini ada arca Dewi Tara yang sekarang udah dipindah ke museum buat keamanan.

Nah, setelah kagum sama arsitekturnya, ada satu hal yang bikin Kalasan makin istimewa yaitu relief-reliefnya yang menawan.

Relief Dewi Tara yang Memukau

Gambar relief candi kalasan Jogja

Relief Bodhisattva Tara menghias dinding luar candi dengan detail yang luar biasa halus dan ekspresif. Figur Dewi Tara digambarkan dengan pose yang anggun, duduk dalam posisi lalitasana dengan kaki kiri terlipat dan kaki kanan menjuntai.

Ornamen bunga dan sulur-suluran mengelilingi relief utama dengan motif yang rumit tapi tetep harmonis. Setiap detail ukiran nunjukin keahlian seniman masa Sailendra yang emang udah terkenal mahir dalam seni pahat.

Makara dan kala juga menghias bagian atas pintu masuk sebagai simbol penjaga dan penolak bala dalam kepercayaan Buddha-Hindu. Kombinasi ornamen ini bikin Kalasan punya karakter seni yang khas dan berbeda dari candi-candi lainnya.

Selain keindahan reliefnya, Kalasan juga punya daya tarik lain yang sayang banget kalau dilewatin.

Keunikan dan Daya Tarik Candi Kalasan

Prasasti Kalasan yang ditemukan di dekat candi jadi salah satu prasasti tertua di Indonesia yang nyebutin tanggal pembangunan candi dengan jelas. Prasasti ini sekarang disimpan di Museum Nasional Jakarta tapi ada replika di situs.

Posisi strategis candi yang berada di jalur antara Prambanan dan Borobudur bikin Kalasan jadi spot transit yang sempurna buat sobat jalan-jalan yang mau temple hopping. Jarak dari Prambanan cuma sekitar 3 kilometer dan dari Borobudur sekitar 13 kilometer.

Suasana yang tenang di sekitar candi dengan latar belakang sawah dan pohon-pohon rindang bikin pengalaman berkunjung jadi lebih berkesan. Nggak serame Prambanan atau Borobudur, jadi lebih leluasa buat foto-foto dan menikmati keheningan.

View sunset dari area candi juga cukup bagus dengan latar belakang pegunungan di kejauhan. Cahaya sore yang menyinari dinding candi batu andesit menciptakan nuansa mistis yang bikin betah berlama-lama di sini.

Setelah puas mengagumi keindahan candi, ada beberapa hal praktis yang perlu diketahui sebelum berkunjung.

Tips Berkunjung ke Candi Kalasan

  • Lokasi candi sangat mudah dijangkau karena berada tepat di pinggir jalan raya Jogja-Solo, sekitar 13 kilometer dari pusat kota Jogja. Bisa naik bus umum jurusan Prambanan atau Solo dan turun di depan candi.
  • Tiket masuk cuma 3.000 rupiah per orang, sangat terjangkau banget buat kantong backpacker. Jam buka dari pagi sampai sore, tapi waktu terbaik berkunjung sekitar jam 7-9 pagi atau 4-6 sore buat hindari panas.
  • Fasilitas memang masih sederhana dengan toilet dan warung kecil di sekitar area. Ada juga penjual souvenir dan makanan ringan, tapi lebih baik bawa air minum sendiri apalagi kalau berkunjung siang hari.
  • Pemandu lokal tersedia dengan tarif sekitar 20-30 ribu rupiah yang bisa jelasin detail sejarah dan arsitektur candi. Mereka punya pengetahuan mendalam tentang prasasti dan relief yang nggak bakal kita dapet dari baca-baca guidebook.
  • Pilih Layanan tour dan travel jogja yang terjangkau

Candi Kalasan emang bukti nyata kalau Indonesia punya warisan budaya yang luar biasa kaya dan beragam. Sebagai candi Buddha  tertua yang masih bertahan, tempat ini jadi saksi hidup perkembangan agama dan seni di tanah Jawa. Jadi gimana sobat jalan-jalan, siap merasakan aura spiritual dari candi berusia lebih dari seribu tahun yang masih berdiri kokoh ini?

Artikel Terkait

Image for Wisata Bhumi Merapi di Kaliurang Jogja

Wisata Bhumi Merapi di Kaliurang Jogja

Bhumi Merapi adalah destinasi wisata edukasi dan rekreasi yang menawarkan pengalaman unik berkeliling berbagai landmark ikonik dunia dalam bentuk miniatur, serta berinteraksi dengan alam dan hewan.

Image for Hutan Pinus Pengger: Pesona Alam dan Spot Foto Unik di Perbukitan Dlingo

Hutan Pinus Pengger: Pesona Alam dan Spot Foto Unik di Perbukitan Dlingo

Hutan Pinus Pengger adalah destinasi wisata alam yang sedang hits di Yogyakarta, terkenal dengan keindahan hutan pinusnya yang asri dan spot-spot foto artistik dengan pemandangan menawan.

Image for Obelix Village: Destinasi Rekreasi Keluarga di Perbukitan Prambanan

Obelix Village: Destinasi Rekreasi Keluarga di Perbukitan Prambanan

Obelix Village adalah tempat wisata modern yang menawarkan berbagai wahana rekreasi, interaksi dengan alam, dan spot foto menarik, cocok untuk seluruh anggota keluarga.

Image for Seribu Batu Songgo Langit di Perbukitan Dlingo

Seribu Batu Songgo Langit di Perbukitan Dlingo

Seribu Batu Songgo Langit adalah destinasi wisata alam yang memadukan keunikan formasi batuan besar dengan kreativitas seni instalasi, menciptakan spot-spot foto yang sangat memukau.

Image for Studio Alam Gamplong: Berpetualang ke Lokasi Syuting Film di Yogyakarta

Studio Alam Gamplong: Berpetualang ke Lokasi Syuting Film di Yogyakarta

Studio Alam Gamplong adalah sebuah mock-up studio atau desa replika yang dibangun sebagai lokasi syuting film, kini dibuka untuk umum sebagai destinasi wisata unik.

Image for Tumpeng Menoreh: Destinasi Wisata Kuliner di Pinggiran Menoreh, Yogyakarta

Tumpeng Menoreh: Destinasi Wisata Kuliner di Pinggiran Menoreh, Yogyakarta

Tumpeng Menoreh adalah sebuah destinasi wisata kekinian yang menawarkan pengalaman menikmati kuliner dan pemandangan alam perbukitan Menoreh yang tiada duanya, terutama saat matahari terbit dan terbenam.